Masak lak *sa* pakai minyak Zai *tun*
Minyak Jelan *tah* padat le *mak*
Saat pua *sa* belajar Pan *tun*
Bersama Pak Mif *tah* dari De *mak*
Duduk di lan *tai* beralas kela *sa*
Sambil mera *mu* bumbu klu *ban*
Walau San *tai* di bulan pua *sa*
Mencari il *mu* tetap kewaji *ban*
Ahayyy siapa yang tak suka dengan pantun.
Bahasanya unik, menarik dan terkadang sedikit menggelitik.
Pantun adalah warisan budaya Indonesia. Tradisi Pantun telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak benda oleh UNESCO tanggal 17 Desember 2020.
Jadi sebagai langkah untuk turut menjaga warisan budaya, mari kita berpantun.
Masih ragu cara menulis pantun???
Tak apa...
Setelah masuk kelas hari ini, dijamin menulis pantun semudah bersiul.
_Ubur-ubur ikan lele_
_Tak bisa nulis_ _pantun, ga keren le.._
[3/3, 14.03] Lely Suryani: Assalamualaikum warohmatullohi wabarokatuh...
Haloooo..
Selamat siang semuanya..
Selamat beraktifitas menanti buka puasa, bagi yang menjalankan..
Atau bagi ibu-ibu yang sedang sibuk persiapan masak, masak apa ibu?..
Yooo.. semua pasti sudah tertata dengan sempurna di dapur ceria.. 😂😂
Sebelumnya mohon mohon maaf adanya, karena bulan puasa, jadi pertemuan KBMN waktunya berubah-ubah menyesuaikan dengan waktu dari Nara sumber..
Tidak mengapa ya?..
Yang penting niat kita adalah berbagi ilmu, tanpa batas bagi siapa saja yang membutuhkan.
Walau puasa, pasti semua semangat.. apalagi terbaca dalam flyer pertemuan hari ini, dengan materi pantun.
Ini sebagai bukti dan komitmen KBMN, turut *nguri-uri budaya Indonesia yang adi luhung*
[3/3, 14.04] Lely Suryani: Yang terhormat DokJay..
Yang terhormat Narasumber
Yang tercinta peserta KBMN 32
OKEH.. Tanpa membuang-buang waktu, mari kita buka dulu pertemuan kita di siang hari ini dengan doa awal, dipersilahkan ber doa sesuai keyakinan masing-masing
[3/3, 14.05] Lely Suryani: Berdoa selesai..
Semoga Alloh tetap melindungi umatnya yang giat menuntut ilmu..
Demikian juga Nabi Muhammad akan selalu menebar cinta buat umatnya yang berilmu
[3/3, 14.07] Lely Suryani: Karena setiap langkah kehidupan membutuhkan ilmu, tak terkecuali dalam berpantun.. ada ilmunya
[3/3, 14.09] Lely Suryani: Sesuai dengan urutan kegiatan siang hari ini, setelah berdoa adalah perkenalan..
Izinkan Saya berkenalan dengan pantun .. sesuai materi gitu lo..
Cakepnya mana?..
[3/3, 14.09] Lely Suryani: Sungai ka *nal* ada bua *ya*
Ayam Cema *ni* jadi sande *ra*
Salam ke *nal* dari sa *ya*
Lely Surya *ni* dari Banjarnega *ra*
👏👏👏
[3/3, 14.13] Lely Suryani: Selanjutnya.. perkenalan dengan nara sumber..
Yang pasti nanti membuat bapak ibu terkesima.. 👏👏
Sebelum mengenal lebih dekat dengan beliau.. kita simak dulu profilnya.. 👇🏻👇🏻👇🏻
[3/3, 14.13] Lely Suryani: https://s.id/MifProfil
[3/3, 14.13] Lely Suryani: Ayo dikelola dulu.. tralala..
[3/3, 14.14] Lely Suryani: Bagaimana ibu bapak...
SIAP LANJUT.. Coba kasih respon ❤️
[3/3, 14.16] Lely Suryani: Yeeee... terimakasih.. sudah pada siap berpantun ria.. jooos..
[3/3, 14.17] Lely Suryani: Kali ini.. bapak ibu akan beraudensi dengan pakar pantun Jebolan KBMN juga...
YUK... KITA SAMBUT DENGAN PANTUN..
[3/3, 14.17] Lely Suryani: Hitamnya ram *but* tampak ga *gah*
Beli kain ka *tun* di tengah ko *ta*
Kita sam *but* dengan gumre *gah*
Pakarnya pan *tun* akan berka *ta*
[3/3, 14.18] Lely Suryani: Kasih cakep oi....😂😂
[3/3, 14.18] Lely Suryani: Bagaimana pak Miftahul Hadi..? Sini.... 👏👏👏
[3/3, 14.19] Lit Mas Miftah: Siap bu
[3/3, 14.19] Lely Suryani: Yoi... lanjut...
[3/3, 14.20] Arofiah Mawar Sofia: Cakeep
[3/3, 14.20] Lit Mas Miftah: Bismillahirahmanirrahim
Mawar sekuntum tumbuh di taman,
Daun salam tumbuh di kota,
Assalamualaikum saya ucapkan,
Sebagai salam pembuka kata.
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
[3/3, 14.21] Lely Suryani: Waalaikumsalam warohmatullohi wabarokatuh...
CAKEP..
👏👏👏
[3/3, 14.21] Lit Mas Miftah: Jangan ditebang si batang bambu,
Bambu ditali tepian rawa,
Selamat siang bapak dan ibu,
Jumpa kembali di KBMN 32.
[3/3, 14.22] Lit Mas Miftah: Yang terhormat Om Dr. Jay, terima kasih telah memberikan kesempatan saya untuk belajar bersama bapak ibu penggiat pantun
Yang saya hormati, ibu moderator. Terima kasih pada bu Lely yang telah berkenan mendampingi siang hari ini
Yang saya sayangi bapak ibu peserta KBMN 32
[3/3, 14.23] Lit Mas Miftah: Salam dan bahagia bapak ibu peserta KBMN gelombang 32
Senang rasanya bisa belajar bersama bapak ibu, di tengah kesibukan menjalankan aktivitas dan ibadah bulan Ramadan.
[3/3, 14.24] Lely Suryani: Salam-salam..
[3/3, 14.24] Lit Mas Miftah: Marilah kita panjatkan puji syukur pada Allah SWT, dihari ketiga bulan Ramadan ini kita senantiasa diberikan nikmat kesehatan sehingga dapat melaksanakan kewajiban ibadah di bulan ramadan serta belajar bersama.
[3/3, 14.25] Lit Mas Miftah: Sebelum saya lanjut, tak lengkap rasanya jika saya belum memperkenalkan diri
[3/3, 14.26] Lit Mas Miftah: Seperti kata pepatah, tak kenal maka tak
[3/3, 14.26] Lit Mas Miftah: Banjir kanal tanahnya lempung,
Jatuh ke semak di pinggir kali,
Salam kenal saya Mas Mif guru kampung,
Dari Demak berjuluk kota wSeperti yang sudah disampaikan bu Lely
Sama seperti bapak ibu, saya juga pernah menjadi peserta KBMN gelombang 17
Kemudian saya ditemukan oleh Bunda Kanjeng dan teh Aam, dan dipoles sedemikian rupa sehingga saat ini saya bisa di tengah-tengah bapak ibu semuaali.
[3/3, 14.30] Lit Mas Miftah: Bapak ibu peserta kegiatan, siang hari ini meski cuaca panas, tenaga sudah hampir habis, tetapi bapak ibu masih semangat.
[3/3, 14.30] Lit Mas Miftah: Siang hari ini kita akan belajar sambil bermain
[3/3, 14.30] Lely Suryani: Siap.... xi xi xi..
[3/3, 14.30] Lit Mas Miftah: Yaa, bermain kata untuk kita olah menjadi pantun
[3/3, 14.30] Lit Mas Miftah: Tentunya pantun yang sesuai kaidah yaa
[3/3, 14.31] Lely Suryani: Bukan pantun abal-abal.... 👍👍😂😂
[3/3, 14.33] Lely Suryani: Yang ada di benak saya... jika mendengar pantun.. ada dua orang berhadapan, berpasangan.. saling berbahasa kata dengan mesra...
😂😂
[3/3, 14.34] Lit Mas Miftah: Monggo bapak ibu
[3/3, 14.34] Lely Suryani: Monggo bapak ibu.. ungkapkan pendapat.. pandangan.. dan sesuatu tentang pantun.. 👍👍
[3/3, 14.35] Kbmn Endang Ratna Juw: Pantun adalah sebuah puisi yang terdiri dari 4 baris.
Yang berakhiran sama
Dan mempunyai arti dan tujuan di akhir kalimatnya.
[3/3, 14.35] Lit Mas Miftah: 5 menit cukup ya bu
[3/3, 14.35] Lely Suryani: Mba.. pendapat tentang pantun dulu mbak @~Riska agustina
[3/3, 14.35] Lit Mas Miftah: Oke, bagus
[3/3, 14.35] Hidmi Gramatolina R: Pantun itu agak rumit bagi saya😁
[3/3, 14.35] Lit Mas Miftah: Rumitnya gimana bu?
[3/3, 14.35] +62 859-5972-3024: pantun itu membuat saya tertegun. karena lucu dan unik serta memiliki pesan tersembunyi
[3/3, 14.36] Hidmi Gramatolina R: Sampiran dan makna kadang ga sesuai
[3/3, 14.36] +62 821-2392-9925: Pantun setiap baitnya ada 4 baris dan kata-katanya berirama
[3/3, 14.36] Lit Mas Miftah: Wah, ini momen yang tepat bu
[3/3, 14.36] Lit Rahmiati Bogor: Pantun
Sopan santun
[3/3, 14.36] +62 858-5005-8021: Njhe😁🙏
Pantun memiliki rima yang ciamik
Bisa abab, aaaa
[3/3, 14.36] Lely Suryani: Disesuaikan atuh.. 👍😂
[3/3, 14.36] Lit Rahmiati Bogor: Pantun
Sapa an beruntun
[3/3, 14.36] Hidmi Gramatolina R: Jika makna yang dituju sesuai yang religi, maka sampiran lebih ke sesuatu yang sesuai
Ketika saya pernah belajar pantun dulu
[3/3, 14.36] Lit Mas Miftah: Irama doremifasollasido gitu ya bu. Heheh
[3/3, 14.37] Hidmi Gramatolina R: Ga bisa sembarang membuat sampiran, jika maknanya berkaitan dengan Tuhan
[3/3, 14.37] Lit Mas Miftah: Sesuatuu😄
[3/3, 14.37] Lit Rahmiati Bogor: 4 kalimat dalam 4 baris yang berima abab
[3/3, 14.38] Lit Mas Miftah: Yang lain, monggo
[3/3, 14.38] Lely Suryani: Halo..
Mana yang lain?..
2 menit lagi... 🥰🥰
[3/3, 14.38] Hidmi Gramatolina R: Saya biasanya memikirkan makna terlebih dahulu, baru ke sampiran
Sebab pantun, menyampaikan pesan untuk pembaca dengan genre berbeda
[3/3, 14.39] Lit Mas Miftah: Wah, keren ini
[3/3, 14.39] Lely Suryani: Ayo bu Ketu... pasukannnya dikerahkan..
[3/3, 14.39] Hidmi Gramatolina R: Pantun bukan sekedar pantun
[3/3, 14.40] Hidmi Gramatolina R: Peserta kalo siang sepertinya sedang istirahat 😁😁
[3/3, 14.40] Lit Mas Miftah: Oke, cukup ya bu Lely
[3/3, 14.40] Lit Mas Miftah: Terima kasih bapak ibu
[3/3, 14.40] Hidmi Gramatolina R: Seperti sesi siang sebelumnya. Resume pun hanya 2 orang yang kirim 😂
[3/3, 14.40] Lit Rahmiati Bogor: 4 kalimat yang memiliki hubungan dan makna, dimana kalimat pertama dan kedua di sebut sampiran, dan kalimat ketiga dan ke empat di sebut isi.
Rima nya a b a b
[3/3, 14.41] Lit Mas Miftah: Oke bapak ibu, kita lanjut ke pengertian pantun menurut beberapa ahli
[3/3, 14.41] Lit Mas Miftah: Pantun menurut Renward Branstetter (Suseno, 2006; Setyadiharja, 2018; Setyadiharja, 2020) berasal dari kata “Pan” yang merujuk pada sifat sopan. Dan kata “Tun” yang merujuk pada sifat santun. Kata “Tun” dapat diartikan juga sebagai pepatah dan peribahasa (Hussain, 2019)
[3/3, 14.41] Lit Mas Miftah: Tuntun (Pampanga): teratur, Tonton (Tagalog): mengucapkan sesuatu dengan susunan yang teratur, Tuntun (Jawa Kuno): benang, Atuntun: teratur, Matuntun: pemimpin, Panton (Bisaya): mendidik, Pantun (Toba); kesopanan atau kehormatan (Hussain, 2019)
[3/3, 14.42] Lit Mas Miftah: Pantun berasal dari akar kata “TUN” yang bermakna “baris” atau “deret”. Asal kata Pantun dalam masyarakat Melayu-Minangkabau diartikan sebagai “Panutun”, oleh masyarakat Riau disebut dengan “Tunjuk Ajar” yang berkaitan dengan etika (Mu’jizah, 2019)
[3/3, 14.42] Lit Mas Miftah: Pantun berasal dari akar kata “TUN” yang bermakna “baris” atau “deret”. Asal kata Pantun dalam masyarakat Melayu-Minangkabau diartikan sebagai “Panutun”, oleh masyarakat Riau disebut dengan “Tunjuk Ajar” yang berkaitan dengan etika (Mu’jizah, 2019)
[3/3, 14.42] Lit Mas Miftah: Pantun adalah termasuk puisi lama yang terdiri dari empat baris atau rangkap, dua baris pertama disebut dengan pembayang atau sampiran, dan dua baris kedua disebut dengan maksud atau isi (Yunos, 1966; Bakar 2020)
[3/3, 14.43] Lit Mas Miftah: Pantun merujuk kepada sesuatu yang teratur dan lurus, baik secara maujud (konkrit) maupun mujarad (abstrak) serta bertujuan memimpin, mendidik, dan memberikan panduan (Harun Mat Piah dalam Bakar, 2020)
[3/3, 14.43] Lit Mas Miftah: Pantun adalah termasuk puisi lama yang terdiri dari empat baris atau rangkap, dua baris pertama disebut dengan pembayang atau sampiran, dan dua baris kedua disebut dengan maksud atau isi (Yunos, 1966; Bakar 2020).
[3/3, 14.44] Lit Mas Miftah: Pantun dengan akar kata “TUN” adalah sebagai kiasan atau perumpamaan dengan maksud mengandungi unsur-unsur pepatah dan peribahasa (Hussain, 2019)
[3/3, 14.44] Lit Mas Miftah: Kamus Bahasa Melayu Nusantara (2003) menjelaskan bahwa Pantun adalah sejenis peribahasa yang digunakan sebagai sindiran
[3/3, 14.45] Lit Mas Miftah: Nah, bapak ibu itu beberapa pendapat para ahli tentang pantun.
[3/3, 14.46] Lit Mas Miftah: Bapak ibu, pantun merupakan salah satu kekayaan seni verbal
[3/3, 14.46] Lit Mas Miftah: Beberapa pertunjukan pantun bersifat narasi, misalnya Kentrung di Jawa Tengah dan Jawa Timur menggunakan struktur "pantun" untuk menceritakan kisah-kisah sejarah keagamaan atau sejarah lokal dengan iringan genderang.
[3/3, 14.48] Lit Mas Miftah: berbicara kentrung, berikut penggiat kesenian kentrung dari Demak yang terkenal
https://www.youtube.com/watch?v=YStl3VmOvIc
[3/3, 14.48] Lit Mas Miftah: Pada hakikatnya, sebagian besar kesusastraan tradisional Indonesia membentuk pondasi dasar pertunjukan genre campuran yang kompleks, seperti "randai" dari Minangkabau wilayah Sumatra Barat, yang mencampur antara seni musik, seni tarian, seni drama, dan seni bela diri dalam perpaduan seremonial yang spektakuler.
[3/3, 14.50] Lit Mas Miftah: Ini nih yang lebih membanggakan lagi bapak ibu. Pantun telah ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda secara nasional pada tahun 2014. Pantun diakui oleh UNESCO sebagai Warisan Budaya Tak benda pada sesi ke-15 Intergovernmental Committee for the Safeguarding of the Intangible Cultural Heritage di Kantor Pusat UNESCO di Paris, Prancis (17/12/2020).
[3/3, 14.51] Lit Mas Miftah: bangga atau bangga bapak ibu??
[3/3, 14.52] Lit Helwiyah: Masya Allah .. 👍
[3/3, 14.50] Lit Mas Miftah: Ini nih yang lebih membanggakan lagi bapak ibu. Pantun telah ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda secara nasional pada tahun 2014. Pantun diakui oleh UNESCO sebagai Warisan Budaya Tak benda pada sesi ke-15 Intergovernmental Committee for the Safeguarding of the Intangible Cultural Heritage di Kantor Pusat UNESCO di Paris, Prancis (17/12/2020).
[3/3, 14.51] Lit Mas Miftah: bangga atau bangga bapak ibu??
[3/3, 14.49] Lit Mas Miftah: Bapak ibu patut berbangga, mengapa?? karena pantun tidak dikenal di Indonesia saja lho
[3/3, 14.50] Lit Mas Miftah: Negara tetangga sepeti Singapura, Malaysia, Brunei dan Thailand juga mengenal dan mencoba melestarikan pantun
[3/3, 14.54] Lit Mas Miftah: Contoh:
Molo mandurung ho dipabu,
Tampul si mardulang-dulang,
Molo malungun ho diahu,
Tatap siru mondang bulan.
[3/3, 14.54] Lit Mas Miftah: Artinya:
Jika tuan mencari paku,
Petiklah daun sidulang-dulang,
Jika tuan rindukan daku,
Pandanglah sang bulan purnama.
[3/3, 14.54] Lit Mas Miftah: Sedangkan di Sunda, pantun dikenal dengan nama paparikan.
[3/3, 14.54] Lit Mas Miftah: Contoh:
Sing getol nginam jajamu,[3/3, 14.55] Lit Mas Miftah: Pada masyarakat Jawa, pantun dikenal dengan sebutan parikan.
Ambeh jadi kuat urat,
Sing getol naengan elmu,
Gunana dunya akhirat.
Artinya:
Rajinlah minum jamu,
Agar kuatlah urat,
Rajinlah menuntut ilmu,
Berguna bagi dunia akhirat..
[3/3, 14.55] Lit Mas Miftah: Pada masyarakat Jawa, pantun dikenal dengan sebutan parikan.
[3/3, 14.56] Lit Mas Miftah: Contoh:
Kabeh-kabeh gelung konde,
Kang endi kang gelung Jawa,
Kabeh-kabeh ana kang duwe,
Kang endi sing durung ana.
[3/3, 14.56] Lit Mas Miftah: Artinya:
Semua bergelung konde,
Manakah yang gelung Jawa,
Semua telah ada yang punya,
Mana yang belum dipunya.
[3/3, 14.57] Lit Mas Miftah: nah, itu beberapa contoh pantun dari berbagai daerah di Indonesia. Jika dicermati, bentuknya hampir sama dengan jumlah empat baris tiap baitnya.
[3/3, 14.58] Lit Mas Miftah: Bapak ibu, jika kita melihat tayangan di televisi, sosial media atau lainnya. Kita terkadang miris jika pantun digunakan sebagai bahan candaan, mengolok-olok bahkan membully orang lain.
[3/3, 14.59] Lit Mas Miftah: Lalu sebenarnya, apakah pantun tidak memiliki fungsi?
[3/3, 15.00] Lit Mas Miftah: Berikut saya sampaikan beberapa fungsi pantun
yang pertama Sebagai alat pemelihara bahasa, pantun berperan sebagai penjaga fungsi kata dan kemampuan menjaga alur berfikir.
[3/3, 15.00] Lit Mas Miftah: Pantun melatih seseorang berfikir tentang makna kata sebelum berujar.
[3/3, 15.01] Lit Mas Miftah: Jadi tidak boleh sembarangan ya bapak ibu, harus benar-benar dipikirkan pemilihan kata amupun pesan yang ingin disampaikan
[3/3, 15.01] Lit Mas Miftah: selanjutnya Pantun menunjukkan kecepatan seseorang dalam berfikir dan bermain-main dengan kata.
[3/3, 15.02] Lit Mas Miftah: Namun demikian, secara umum peran sosial pantun adalah sebagai alat penguat penyampaian pesan.
[3/3, 15.03] Lit Mas Miftah: Kita lanjut bapak ibu
[3/3, 15.03] Lit Mas Miftah: Bagiamana sih sebenarnya ciri-ciri pantun itu??
[3/3, 15.04] Lely Suryani: Siaaap.
[3/3, 15.04] Lit Mas Miftah: Ciri-ciri pantun
Satu bait terdiri atas empat baris
Satu baris terdiri atas empat sampai lima kata
Satu baris terdiri atas delapan sampai dua belas suku kata
Bersajak a-b-a-b
Baris pertama dan kedua disebut sampiran atau pembayang
Baris ketiga dan keempat disebut isi atau maksud
[3/3, 15.05] Lit Mas Miftah: ciri pertama itu mutlak ya bapak ibu, tidak bisa ditawar. harus empat baris
[3/3, 15.06] Lit Mas Miftah: kemudian ciri kedua, usahakan bapak ibu jika membuat pantun memakai empat sampai lima kata tiap barisnya. karena keindahan pantun terletak disini
[3/3, 15.06] Lit Mas Miftah: ciri ketiga juga tidak bisa ditawar bapak ibu, harus delapan sampai duabelas suku kata
[3/3, 15.07] Lit Mas Miftah: hayo yang sudah pernah membuat pantun, dihitung lagi berapa suku kata tiap barisnya
[3/3, 15.07] Lit Mas Miftah: tidak boleh kurang dari 8 dan tidak boleh lebih dari 12 yaa
[3/3, 15.07] Lit Mas Miftah: ciri selanjutnya bapak ibu, usahakan bersajak a-b-a-b
[3/3, 15.08] Lit Mas Miftah: mas, jika terpaksa menggunakan sajak a-a-a-a gimana?
[3/3, 15.08] Lit Mas Miftah: boleh, tapi akan mengurangi keindahan pantun itu sendiri
[3/3, 15.00] Lit Mas Miftah: Berikut saya sampaikan beberapa fungsi pantun
[3/3, 15.10] Lit Mas Miftah: bapak ibu, kadang kita menemui pantun yang jumlahnya dua baris
[3/3, 15.11] Lit Mas Miftah: atau pantun dengan sajak a-a-a-a
[3/3, 15.11] Lit Mas Miftah: lalu disebuat apa itu?
[3/3, 15.11] Lit Helwiyah: Syair
[3/3, 15.11] Lit Mas Miftah: siap bunda ewi
[3/3, 15.12] Lit Mas Miftah: bapak ibu, terkadang kita jumpai pantun dengan jumlah dua baris
[3/3, 15.12] Lit Mas Miftah: nah, pantun dua baris itu disebut juga pantun kilat atau karmina
ini bapak ibu, perbedaan antara pantun, syair dan gurindam
[3/3, 15.14] Lit Mas Miftah: Bapak ibu, berikut contoh syair:
Ke sekolah janganlah malas,
Belajar rajin di dalam kelas,
Jaga sikap janganlah culas,
Agar hati tak jadi keras.
[3/3, 15.15] Lit Mas Miftah: kita lihat rima akhirnya, semua memiliki bunyi yang sama. itulah yang dinamakan sajak a-a-a-a-
[3/3, 15.15] Lit Mas Miftah: baris satu sampai empat memiliki keterkaitan isi dan pesan
[3/3, 15.16] Lit Mas Miftah: jadi tidak ada sampiran dan isi
[3/3, 15.16] Lit Mas Miftah: karena semuanya isi atau pesan
[3/3, 15.17] Lit Mas Miftah: Bapak ibu, kalau yang ini adalah contoh gurindam:
1. Jika selalu berdoa berdzikir,
Ringan melangkah jernih berpikir.
2. Jika rajin zakat sedekah,
Allah akan tambahkan berkah.
[3/3, 15.17] Lit Mas Miftah: tiap bait hanya dua baris, menyatakan sebab akibat, dan memiliki sajak a-a
[3/3, 15.18] Lit Mas Miftah: Nah, kalau karmina atau pantun kliat itu yang seperti apa mas??
[3/3, 15.18] Lit Mas Miftah: Terdiri dari dua baris
Baris pertama disebut sampiran
Baris kedua disebut isi
Memiliki sajak a-a
Antara sampiran dan isi tidak memiliki hubungan sebab akibat
Disebut juga pantun kilat
[3/3, 15.19] Lit Mas Miftah: Contoh karmina
Sudah gaharu cendana pula
Sudah tahu bertanya pula
[3/3, 15.20] Lit Mas Miftah: sudah bisa dipahami ya bapak ibu, perbedaan pantun karmina gurindam dan syair
[3/3, 15.20] Lit Mas Miftah: mulai sekarang, jangan salah lagi ya. hehehe
[3/3, 15.21] Lit Mas Miftah: Kita lanjut bapak ibu
[3/3, 15.21] Lely Suryani: Lanjut.. pak pantun.. 👍👍😂
[3/3, 15.21] Lit Mas Miftah: bapak ibu ingin bisa membuat pantun dengan mudah dan cepat??
[3/3, 15.21] Lit Mas Miftah: dua menit langsung jadi
[3/3, 15.22] Lit Mas Miftah: yang pertama, bapak ibu harus memahami kaidah dan ciri dari pantun itu sendiri.
[3/3, 15.23] Lit Mas Miftah: silakan diamankan, distabilo, diikat jangan sampai lepas ya bapaj ibu
[3/3, 15.23] Lit Mas Miftah: itu kunci dalam membuat pantun
[3/3, 15.24] Lit Mas Miftah: yang kedua bapak ibu harus Menguasai Perbendaharaan Kata
[3/3, 15.24] Lit Mas Miftah: artinya disini bapak ibu harus tahu dan hafal kata yang memiliki bunyi akhir sama
[3/3, 15.25] Lit Mas Miftah: ini contohnya bapak ibu
[3/3, 15.26] Lit Mas Miftah: usahakan ketika mencari kata dengan bunyi akhir yang sama, tidak hanya 1 huruf terakhir
[3/3, 15.26] Lit Mas Miftah: minimal dua huruf paling belakang, atau lebih bagusnya tiga huruf ya bapak ibu
[3/3, 15.27] Lit Mas Miftah: bapak ibu, saya memiliki contoh pantun
Memotong rebung pokok kuini,
Menanam bidara akar seruntun,
Mari bergabung di siang ini,
Dalam acara belajar pantun.
[3/3, 15.28] Lit Mas Miftah: coba bapak ibu analisa berdasarkan kaidah atau ciri pantun
[3/3, 15.28] Lit Mas Miftah: dilihat dari jumlah baris, jumlah kata, jumlah suku kata, rima akhir
[3/3, 15.29] Lely Suryani: Yuuuk..
[3/3, 15.30] Lit Mas Miftah: tiga menit ya bapak ibu
[3/3, 15.31] Kbmn Endang Ratna Juw: Pantun terdiri dari 4 baris
Terdiri dari 8 kata
Bersajak ab ab
Baris pertama dan kedua pembayang
Baris ketiga dan keempat mengandung arti
[3/3, 15.31] Lit Mas Miftah: keren
[3/3, 15.33] +62 859-5972-3024: terdiri dari 4 baris. terdiri dari 17, terdiri dari 8-12 suku kata, rima akhir abab. Baris ke1dan 2 pembayang atau sampiran, baris ketiga dan empat isi atau pesan
[3/3, 15.33] Lit Mas Miftah: 17 apa ini bu, hehehe
[3/3, 15.33] +62 859-5972-3024: 17 kata
[3/3, 15.34] Lely Suryani: Siap menyimak ..
[3/3, 15.34] Lit Mas Miftah: Pantun di atas terdiri atas empat baris.
sepakat ya bapak ibu?
[3/3, 15.34] Lit Rahmiati Bogor: Ada 4 baris kalimat
Kalimat pertama 10 suku kata
Kalimat kedua 11 suku kata
Kalimat ketiga 10 suku kata
Kalimat ke empat 10 suku kata
Rimanya , a b a b
ni
tun
ni
tun
[3/3, 15.34] Lit Mas Miftah: kerennnn, detail sekali bu
[3/3, 15.35] Lit Mas Miftah: Baris pertama terdiri atas empat kata, baris kedua terdiri atas empat kata, baris ketiga terdiri atas empat kata, baris keempat terdiri atas empat kata.
[3/3, 15.35] Lit Mas Miftah: konsisten ya bapak ibu, jika ingin empat kata usahakan semua baris memakai empat kata
.[3/3, 15.36] Lit Mas Miftah: disini letak keindahan pantun bapak ibu
[3/3, 15.36] Lit Mas Miftah: konsistensi penggunaan jumlah kata tiap barisnya
[3/3, 15.37] Lit Mas Miftah: selanjutnya Baris pertama terdiri atas sepuluh suku kata, baris kedua terdiri atas sebelas suku kata, baris ketiga terdiri atas sepuluh suku kata, baris keempat terdiri atas sepuluh suku kata
[3/3, 15.37] Lit Mas Miftah: tidak timpang kan bapak ibu?? ini juga, letak keindahan pantun dilihat dari jumlah suku kata tiap barisnya
[3/3, 15.36] Lit Mas Miftah: disini letak keindahan pantun bapak ibu
[3/3, 15.39] Lit Mas Miftah: Memotong re *bung* pokok ku *ini*,
Menanam bid *ara* akar serun *tun*,
Mari berga *bung* di siang *ini*,
Dalam ac *ara* belajar pan *tun*.
[3/3, 15.39] Lit Mas Miftah: bapak ibu perhatikan yang saya tebali
[3/3, 15.40] Lit Mas Miftah: itu namanya adalah rima
[3/3, 15.40] Lit Mas Miftah: bunyi akhir dari kata yang bunyi akhirnya sama
[3/3, 15.41] Lit Mas Miftah: di setiap kesempatan mendampingi bapak ibu belajar membuat buku antologi pantun, saya sering meminta bapak ibu membuat pantun dengan rima tengah dan akhir
[3/3, 15.41] Lit Mas Miftah: di setiap kesempatan mendampingi bapak ibu belajar membuat buku antologi pantun, saya sering meminta bapak ibu membuat pantun dengan rima tengah dan akhir
[3/3, 15.42] Lit Mas Miftah: Bukan begitu bu @Lit Arofiah Afifi teh @AAM NURHASANAH ??
[3/3, 15.42] Lit Mas Miftah: ini namanya rima tengah dan akhir ya bapak ibu
[3/3, 15.43] Lit Mas Miftah: 1. Rima akhir
Pohon nangka dililit bena *lu*,
Benalu runtuhkan batu ba *ta*,
Mari kita waspada sela *lu*,
Wabah penyakit di sekitar ki *ta*.
[3/3, 15.44] Lit Mas Miftah: ini tingkatan paling mudah dalam membuat pantun bapak ibu. rima akhir
[3/3, 15.44] Arofiah Mawar Sofia: Betuuul
[3/3, 15.46] Lit Mas Miftah: 2. Rima tengah dan akhir
Susun seja *jar* bungalah ba *kung*,
Terbang mene *pi* si burung e *lang*,
Giat bela *jar* marilah du *kung*,
Wujud mim *pi* Indonesia cemer *lang*.
[3/3, 15.46] Lit Mas Miftah: Yuk bapak ibu, mulai sekarang kita usahakan bermain di sini yaa
[3/3, 15.48] Lit Mas Miftah: 3. Rima awal, tengah dan akhir
Jangan dipetik si daun sirih,
Jika tidak dengan gagangnya,
Jangan diusik orang berkasih,
Jika tidak dengan sayangnya.
[3/3, 15.49] Lit Mas Miftah: ini sebagai insight ya bapak ibu, dicoba boleh tapi jangan dipaksakan. ehhehe
[3/3, 15.50] Lit Mas Miftah: kalau ini, boleh dicoba bapak ibu, tapi nanti setelah berbuka ppuasa ya
[3/3, 15.50] Lit Mas Miftah: 4. Rima lengkap
Bagai patah tak tumbuh lagi,
Rebah sudah selasih di taman,
Bagai sudah tak suluh lagi,
Patah sudah kasih idaman.
[3/3, 15.51] Lit Mas Miftah: itu sekilas tentang 4 rima dalam membuat pantun bapak ibu.
[3/3, 15.51] Lit Mas Miftah: lanjut
[3/3, 15.53] Lit Mas Miftah: usahakan untuk baris pertama dan kedua itu memiliki genre yang sama atau saling berhubungan
[3/3, 15.54] Lit Mas Miftah: kalau ciri khas saya membuat pantun, baris pertama dan kedua itu berhubungann dengan lingkungan sekitar atau tumbuhan
[3/3, 15.55] Lit Mas Miftah: Baris pertama dan kedua mwnceritakan tumbuhan
[3/3, 15.55] Lit Mas Miftah: Baris pertama dan kedua menceritakan tumbuhan
[3/3, 15.56] Lit Mas Miftah: Bisa dipahami ya bapak ibu??
[3/3, 15.56] Lit Mas Miftah: nah, selanjutnya saya memiliki tantangan bapak ibu
0 Komentar